Balada Si Roy Jadi Film

[Intisari, 21 Oktober 2012]

Intisari-Online.com – Balada Si Roy adalah novel serial yang ditulis oleh Heri Hendrayana Harris, atau yang lebih kita kenal dengan nama pena Gol A Gong. Pertama kali, Balada Si Roymuncul sebagai cerita bersambung di Majalah Hai. Si Roy terbit pada medio Maret 1989-1994. Setelahnya, ia dinovelkan menjadi 10 seri yang diterbitkan ulang oleh Gramedia Pustaka Utama menjadi 5 seri.

Si Roy adalah sosok pejalan yang digambarkan memiliki pribadi yang senang berpetualang dan macho. Ya, Gol A Gong memilih diksi “macho” untuk mencitrakan Roy. Bagi para pejalan (traveler), Balada Si Roy memberikan inspirasi dan motivasi untuk mengeksplorasi alam lebih mendalam. Bisa dikatakan, novel serial ini sudah melegenda di kalangan para backpacker. Semangat traveling si Roy memang kuat.

Untuk kesekian kali, Balada Si Roy kembali diniatkan menjadi film. Ada cerita menarik di balik upaya Balada Si Roy diubah menjadi film. Berkali-kali, ia kerap gagal ‘dipindah’ ke layar lebar. Ada-ada saja masalahnya. Lewat situsnya (Travelwriter.com), Gol A Gong cerita soal ini.

Balada Si Roy pernah diadaptasi tanpa sepengetahuan Gol A Gong. Ryan Hidayat (alm.) menjadi Roy. Judul filmnya adalah Si Roy. Semangat Roy yang identik dengan ransel, perempuan, dan korek gas Zippo, tampil di film tersebut. Tapi Gol A Gong merasa tidak perlu memperkarakan hal ini, meskipun banyak protes tentang film tersebut, meskipun karya Gong secara jelas telah ‘dicomot’.

Erna Santoso pada 1998 sempat ingin memfilmkan novel pertama Balada Si Roy; Joe. Tapi berbarengan dengan krisis moneter. Gagal. Lalu, pernah Balada Si Roy hendak dibuat versi sinetron. Gol A Gong diikutsertakan untuk menulis skenario dan mengawasi. Gong sendiri punya nama-nama sendiri untuk sosok Roy yang kira-kira mendekati Roy di kepalanya. Ada Bucek Depp dan Agus Kuncoro. Tapi lalu muncul nama-nama lain seperti Lucky Widjatmoko, Ali Zaenal, Irgy Fahrezi, Syahrul Gunawan. Yang terpilih malah Lucky.

Konflik muncul lagi karena sutradara Imam keluar, lalu diganti sutradara dari TVRI. Sampai akhirnya jadi demonya, ditonton, dan tidak memuaskan, baik itu dari segi artistik maupun proses syutingnya. Maka itu, produksi tidak dilanjutkan.

Pada 2002, Prami Rachmiadi dan Indika berminat (juga) mengangkat Balada Si Roy ke media sinetron. Gol A Gong menulis skenario dan berhak memilih para pemeran. Gong tetap pada pilihan awal. Ada nama Bucek Depp, Agus Kuncoro, lalu tambah Fatir dan Ali Zaenal. Tapi, yang disodorkan pihak televisi (SCTV) adalah Ari Sihasale.

Gong agak berat karena merasa Ale (panggilan Ari Sihasale) sudah terlalu lekat dengan karakter Ali Topan. Di luar itu, Ale terlalu tua untuk usia Roy yang digambarkan masih muda (usia SMA) di novelnya. Karakter Roy harus diubah karena pemeran yang terlalu tua. Roy digambarkan mahasiswa, bukan lagi anak SMA. Lalu, anjing milik Roy bernama Joe ditiadakan. Padahal, karakter anjing itu penting bagi Gong.

Banyak yang tidak sesuai, tapi Gong merasa tidak boleh memaksakan. Ia lalu mundur perlahan, membiarkan Ari Bulu menyutradarai produksi Si Roy versi sinetron ini. Tapi ternyata produksi yang ini gagal juga. Ale menikah dengan Nia Zulkarnaen. Balada Si Roy gagal tayang lagi.

Nah, belakangan ini ketika mengamati berita-berita tawuran yang kembali marak di televisi, Gong merasa terpanggil untuk memfilmkan (lagi) Balada Si Roy. Hasrat itu datang lagi karena Balada Si Roykental akan spirit “satu lawan satu”. Kebetulan, ada produser dari Blue Star Marine yang meminta Gong untuk menulis skenario layar lebar jenis action. Ia menawarkan Balada Si Roy, dan disetujui.

Film Balada Si Roy ini akan diambil dari episode “Joe”, episode awal dari Balada Si Roy yang mengisahkan latar belakang tokoh Roy. Termasuk di dalamnya kematian anjing herder milik Roy bernama Joe, yang menggerakkan kisah Roy selanjutnya.

Produksi kini sedang berjalan. Gong turut serta dalam produksi. Ia membantu memberi gambaran tentang peran Roy dan pemeran lainnya, pemilihan karakter lagu tema untuk film, serta settinglokasi. Semua perkembangan produksi film ini bisa ditanya langsung ke Gol A Gong yang murah hati menjabani segala pertanyaan. Atau, singgah saja ke situsnya di Travelwriter.com tadi. Gong biasa menuliskan segala progres di sana.

Untuk produksi Balada Si Roy kali ini, Gong berharap, “Semoga film ini bisa jadi film yang menghibur sekaligus menjadikan anak muda Indonesia mencintai negerinya, menyayangi ibunya, dan memiliki sikap toleransi terhadap sesama dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.” Astri Apriyani.

Sumber: Intisari

 

Leave a comment